-->

SPIRITNEWS BERITANYA: LUGAS, JUJUR DAN DAPAT DIPERCAYA

**** SPIRITNEWS "AYO KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG PEDULI KEPENTINGAN RAKYAT DAN YANG MENGUTAMAKAN KEBUTUHAN RAKYAT , " ****
Akhirnya Terungkap Kesaksikan Istri Ferdy Sambo, Ini 4 Fakta Penembakan di Rudis Kadiv Propam Polri
Akhirnya Terungkap Kesaksikan Istri Ferdy Sambo, Ini 4 Fakta Penembakan di Rudis Kadiv Propam Polri

Akhirnya Terungkap Kesaksikan Istri Ferdy Sambo, Ini 4 Fakta Penembakan di Rudis Kadiv Propam Polri

TEWASNYA Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

JAKARTA SPIRITNEWS.- Peristiwa itu tepatnya terjadi di rumah singgah Ferdy Sambo yang berada di Komplek Polri daerah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Barat, Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB.

Berikut fakta terbaru istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo usai peristiwa baku tembak.

Seperti diketahui, versi polisi insiden baku tembak itu diduga dipicu pelecehan seksual terhadap istri Kadiv Propam yang diduga dilakukan Brigadir J, tak lain sopirnya sendiri.

Brigadir J ditembak mati Bharada E yang datang ketika istri Kadiv Propam berteriak karena mau dilecehkan.

Setelah peristiwa berdarah itu, kondisi istri Kadiv Propam disebut megalami trauma berat.

Berikut fakta-fakta yang terungkap dikutip dari banyak sumber:

1.- Sudah beri kesaksian Hingga Kamis (14/7/2022), kondisi istri Irjen Ferdy Sambo masih belum stabil.

Meski begitu, PC telah memberikan kesaksian soal pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadapnya, yang menjadi pemicu dari baku tembak tersebut.

Hal itu disampaikan oleh psikolog Novita Tandry yang mendampingi PC dan keempat anaknya dalam peristiwa ini.

“Yang saya dapat informasi bahwa Ibu sudah memberikan BAP (berita acara pemeriksaan) di Polres Jakarta Selatan.

Kalau tidak salah beberapa hari yang lalu. (Sekitar) dua hari yang lalu,” ucap Novita, dilansir dari Kompas TV, dikutip pada Kamis (14/7/2022).

Menurut Novita, PC sudah menyampaikan soal pelecehan seksual yang dialami kepada penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.

Namun, sambung Novita, keterangan yang disampaikan PC belum detail karena kondisinya yang belum stabil.

“Pelecehan seksual yang dialami ini juga sudah dituangkan di dalam BAP di Polres Jakarta Selatan,” kata Novita.

2.- Masih menangis dan alami gangguan tidur

Novita yang seorang Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) itu menambahkan, kondisi PC saat ini masih sangat tidak stabil serta diikuti beberapa gangguan psikologis lainnya.

“Kondisinya masih sangat tidak stabil, masih menangis, sedih, malu, dan takut bertemu dengan orang lain,” ujar Novita.

Selain itu, kata Novita, PC juga mengalami gangguan tidur dan gangguan makan.

Oleh karena itu, kondisi PC masih terus dipantau dalam tahap untuk mengetahui kondisi psikologisnya lebih jauh.

Dengan demikian, kata Novita, belum ada terapi apapun yang bisa diberikan karena masih harus observasi.

“Jadi memang masih dalam tahapan yang sangat awal sekali untuk mengetahui kondisi psikologis Ibu P. Jadi kami belum tentukan psikoterapi yang nanti akan dilakukan,” ujar Novita.

Untuk sementara, Novita berujar tim lebih utama mendampingi PC supaya bisa lebih tenang.

Saat ini, tim psikologis memberikan pertolongan yang bisa membantu PC bisa tidur.

3.- Anaknya didampingi

Selain kepada PC, pendampingan psikologi juga dilakukan terhadap empat anaknya.

Seperti diketahui PC memiliki empat anak berusia 15 tahun, 17 tahun, 21 tahun dan si bungsu yang masih berusia 1,5 tahun.

Tiga dari empat anaknya itu masih di bangku sekolah.

“Yang semuanya tentu merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya.

Pendampingan kepada empat orang anaknya ini juga sangat diperlukan,” ujarnya.

4.- LPSK siap beri perlindungan

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) siap memberikan perlindungan kepada istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Irjen Ferdy Sambo untuk perlindungan tersebut.

“Iya, kami sudah koordinasi dengan Kadiv Propam dan akan berkoordinasi dengan psikolog yang memberi konseling kepada istri beliau,” kata Edwin saat dihubungi Tribunnews, Kamis (14/7/2022).

Edwin belum membeberkan apakah Ferdy Sambo setuju LPSK memberikan perlindungan kepada istrinya, yang dalam kasus ini merupakan korban.

Saat ini, lanjut Edwin, pihaknya masih menelaah dan menginvestigasi kasus baku tembak tersebut.

“Masih dalam proses penelaahan dan investigasi oleh LPSK,” jelasnya.

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkapkan, Brigpol Yosua ditembak mati karena diduga melecehkan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).

“Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam, itu benar,” ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).

Ramadhan menuturkan, fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Dua saksi yang diperiksa adalah Istri Kadiv Propam dan Bharada E.

“Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri KadivPropam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Dia menuturkan, istri Kadiv Propam disebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.

Teriakan permintaan tolong tersebut pun didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.

Menurutnya, kehadiran Bharada E membuat Brigadir J menjadi panik. Saat ditanya insiden itu, Brigadir J malah melepaskan tembakan kepada Bharasa yang berdiri di depan kamar.

“Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” beber Ramadhan.

Bharada E merupakan anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadivpropam.

Sedangkan Brigadir J adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam.

Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo disebut tak berada di kediamannya saat insiden penembakan Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Bharada E terjadi.

“Jadi waktu kejadian penembakan tersebut Pak Sambo, Pak Kadiv, tidak ada di rumah tersebut.”

“Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test,” jelas Ramadhan.

Ramadhan menuturkan, Irjen Ferdy Sambo baru mengetahui peristiwa itu, setelah ditelepon oleh istrinya. Dia lantas melihat Brigadir J sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Setelah kejadian, Ibu (Istri) Sambo menelepon Pak Kadiv Propam.”

“Kemudian datang, setelah tiba di rumah, Pak Kadiv Propam menerima telpon dari ibu.”

“Pak Kadiv Propam langsung menelepon Polres Jaksel, dan Polres Jaksel melakukan olah TKP di rumah beliau,” terang Ramadhan.

Namun, pernyataan resmi Mabes Polri ini dinilai banyak kejanggalan oleh sejumlah pihak.(*/NKRIPOST/Tribunnews).

Baca juga:

Admin
Fusce justo lacus, sagittis vel enim vitae, euismod adipiscing ligula. Maecenas cursus gravida quam a auctor. Etiam vestibulum nulla id diam consectetur condimentum.