Foto, Letjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri) juga sebagai pernah menjabat Wakapolda Sulsel,
dan Kapolda Metro saat ini berada diurutan kelima sebagai calon Kapolri.
ONLINE-SPIRIT.COM.- Kapolri Jenderal Idham Azis dengan masa jabatannya sebagai Kapolri yang masih tersisa enam bulan lagi, saat ini mulai muncul sejumlah nama kandidat kuat kapolri yang nantinya menggantikan Jenderal Idham Azis.
Sementara menurut Neta, saat sudah ada sedikitnya ada delapan nama yang disebut-sebut masuk sebagai calon kuat dalam bursa calon Kapolri," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane dalam siaran pers, Pada Hari Kamis Tanggal 11/6/2020.
Sesuai dengan hasil pendataan IPW dari Lima Jenderal Bintang Tiga, Komisaris Jenderal (Komjen), Nama Letjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri) juga sebagai pernah menjabat Wakapolda Sulsel, dan Kapolda Metro saat ini berada diurutan kelima sebagai calon Kapolri.
Sementara berdasarkan pendataan IPW, kedelapan nama itu terdiri dari lima jenderal bintang tiga atau komisaris jenderal (komjen), dan tiga jenderal bintang dua atau inspektur jenderal (irjen) dan kedelapan nama ini mulai dari lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991," ungkapnya.
Berikut daftar nama kandidat kuat calon kapolri menurut Neta S Pane:
Jenderal bintang tiga:
-, Pertama, Komjen Rycko Amelza Dahniel (Kabaintelkam),
-, Kedua, Komjen Agus Andrianto (Kabaharkam),
-, Ketiga, Komjen Boy Rafli Amar (Kepala BNPT),
-, Keempat, Komjen Listyo Sigit Prabowo (Kabareskrim),
-, Kelima, Komjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri),
Jenderal bintang dua:
-, Pertama, Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya),
-, Kedua, Irjen Ahmad Luthfi (Kapolda Jateng),
-, Ketiga, Irjen Fadhil Imran (Kapolda Jatim),
Sedangkan ketiga jenderal bintang dua ini bisa masuk bursa calon Kapolri karena menjelang Idham Azis pensiun ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun, yakni Kepala BNN dan Sestama Lemhanas, kata Neta.
Bahkan, lanjut Neta, bila menjelang 1 Juli ini posisi Kakorbrimob dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua untuk masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi.
"Sebab keberadaan kakorbrimob dengan pangkat komjen sudah disetujui menteri pendayagunaan aparatur negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja," paparnya.
Sesuai prosedurnya, Neta menjelaskan, nama-nama calon Kapolri itu akan digodok Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang diketuai Wakapolri dan anggotanya Irwasum, Asisten SDM, dan Kadiv Propam.
Nama-nama yang digodok Wanjakti ini lalu diserahkan Kapolri Idham kepada Presiden Joko Widodo untuk dipilih, kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR. Di sisi lain Kompolnas juga memberikan nama-nama calon Kapolri sebagai usulan kepada Presiden.
"Dalam bursa calon Kapolri kali ini, IPW melihat ada tiga kelompok yang menonjol, yakni Geng Solo terdiri dari jenderal jenderal yang pernah bertugas di Solo, lalu Geng Idham jenderal-jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng Netral yang dekat dengan semua pihak," papar Neta.
Menurut Neta, yang menarik dalam dinamika teraktual di kepolisian, tiga kelompok yang sempat mendominasi pusaran elite kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari pusaran elite kekuasaan internal kepolisian tersebut, yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng BG.
Ia menjelaskan dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tetapi pasti tersingkir dari pusaran elite kekuasaan di kepolisian.
Sementara Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.
"Apakah jenderal-jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja," ungkap Neta.
Selain itu, lanjut Neta ada dua hal lagi yang menarik untuk dicermati.
Pertama, adalah nama mantan ajudan Presiden SBY, Komjen Rycko disebut sebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis, mengingat yang bersangkutan adalah Adhi Makayasa Akpol 88 B.
"Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, di mana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi," jelasnya.
Kedua, disebut-sebutnya nama Irjen Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis mengingat Kapolda Jatim itu adalah salah satu "tim sukses" saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR.
"Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti," kata Neta. (*/Sumber berita gridhot/jpnn).