Foto, Kapolda Sumbar Irjen Pol Toni dan Dede Farhan Aulawi Komisioner Kompolnas Republik Indonesia, bersama Ka SPN Polda Sumbardi saat
ke SPN Polda Sumbar Dalam Membentuk Manusia Cerdas dan Berkarakter.
Sumbar, SpiritNews. com.- Merujuk pada amanat UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri dan Perpres No. 17 Tahun 2011 tentang Kompolnas, dijelaskan bahwa fungsi Kompolnas adalah sebagai Pengawas Fungsional Polri.
Foto, Komisioner Kompolnas saat berkunjung kegudan senjata SPN Polda Sumbar.
Jadi dalam menjalankan fungsinya, Kompolnas harus melakukan pengawasan terhadap Polri, baik yang berkaitan dengan kinerja ataupun integritas seluruh anggota Polri.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini, kami menemui Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi yang sedang melakukan supervisi pendidikan pembentukan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumbar, Rabu (12/2).
Dede mengatakan bahwa maksud dan tujuan kunjungan kerjanya ke SPN Polda Sumbar adalah untuk melakukan pengawasan pendidikan pembentukan Bintara Polri di SPN Polda Kaltim, dengan mengacu pada 8 komponen standar pendidikan, seperti sertifikasi tenaga pendidik, sarana prasarana, kurikulum, standar mutu lulusan, dan lain – lain.
Jika dinilai masih ada kekurangan – kekurangan, tentu harus diperbaiki secara bersama – sama agar mutu lulusannya sesuai dengan standar mutu lulusan yang ditetapkan.
Bukan soal pengetahuan (knowledge) saja, tetapi juga keterampilan (skill) dan perilaku (attitude). Dengan kata lain menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Foto, Ka. SPN Polda Sumbar saat menerima Komisioner Kompolnas RI Dede Farham Aulawi.
Termasuk menjelaskan inovasi pola pengasuhan, baik dalam hal untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan bersih maupun pembentukan empati terhadap sesama dengan cara kunjungan ke panti asuhan.
Menurut Dede Farham Aulawi, menyampaikan bahwa hal tersebut sangat diapresiasi oleh Dede, sebagai bentuk terobosan inovatif dalam rangka membentuk karakter siswa yang positif.
Setelah itu, Ketua Tim Kompolnas Dede Farhan Aulawi memberi arahan – arahan terkait tantangan Polri ke depan yang dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan strategis, termasuk perubahan nalar generasi milenial yang semakin cerdas, kritis dan berbasis teknologi mutakhir.
Sehingga dengan munculnya berbagai pola kejahatan dengan modus baru yang sangat bervariatif, oleh karena itu banyak hal yang perlu disikapi secara cermat, seperti pembaruan kurikulum melalui proses evaluasi yang komprehensif.
Termasuk pengakuan jabatan dan tunjangan fungsional Tenaga Pendidik (gadik) yang harus ditingkatkan, agar menambah semangat dan merasa lebih dihargai.
Hal ini sangat penting, karena sekaligus bisa berimplikasi terhadap gairah dan motivasi dalam mengajar sehingga hasil transfer knowledge-nya akan semakin optimal.
" Orientasi pendidikan itu tidak sekedar memberi pengetahuan, tetapi juga sebuah proses transformasi peradaban dalam membentuk mindset, sikap dan perilaku sehingga menjadi sumber daya kepolisian yang unggul.
Sementara menurut Dede Farham Aulawi, ini untuk selalu memberi contoh dan ketauladanan di tengah masyarakat agar tercipta tertib sosial yang luhur dan bermartabat, ujar Dede.
Selepas dari SPN Polda Sumbar, Tim Kompolnas melanjutkan kegiatan di Polres Solok Kota dan Polres Sawahlunto untuk mendapatkan feedback terkait mutu lulusan SPN, yang sudah ditempatkan dan bekerja di Polres.
Umpan balik (feedback) ini dianggap penting untuk mengetahui apa – apa yang dianggap masih kurang, dan untuk mengetahui apa – apa yang masih harus ditingkatkan.
Pada kesempatan tersebut tentu saja terbangun dialog dan diskusi yang interaktif, juga ada beberapa masukan dan saran – saran perbaikan agar ke depan mutu lulusan SPN ini bisa lebih bagus dan lebih bagus lagi.
Parameter yang sering menjadi sorotan Kompolnas adalah hal – hal yang terkait dengan disiplin, rasa tanggung jawab, pengendalian emosi, respek terhadap senior atau atasan, dan lain – lain, ungkap Dede.
Lalu di akhir setiap kesempatan, sang motivator Kompolnas ini juga tak lupa memberikan petuah dan motivasi – motivasi agar seluruh anggota Polri bisa bekerja lebih semangat lagi, lebih ikhlas lagi, dan harus tahan uji terhadap segala godaan yang bisa merusak marwah dan kehormatan institusi.
Dede juga menghimbau agar semua anggota pandai mengelola siklus psikologi sehingga bisa bersikap lebih matang dalam melihat berbagai persoalan kemasyarakatan.
"Insan Polri harus mampu menjadi tauladan dan pelopor tertib sosial di ruang publik, agar masyarakat bisa mencontoh kinerja dan integritas dalam kehidupan empirik.
Tentu bukan hal yang mudah, tetapi selama niat yang kuat masih ada, maka semua akan tercapai meskipun harus bertahap ", tegas Dede.
Selanjutnya Dede juga meyakinkan bahwa kita semua bisa dan harus terus berubah menuju ke arah yang lebih baik, dan lebih baik lagi. Pungkas Dede dengan penuh semangat. (*/Df).