-->

SPIRITNEWS BERITANYA: LUGAS, JUJUR DAN DAPAT DIPERCAYA

**** SPIRITNEWS "AYO KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG PEDULI KEPENTINGAN RAKYAT DAN YANG MENGUTAMAKAN KEBUTUHAN RAKYAT , " ****
Penghuni Bangsala Kamase,Cinta Perdamaian Tetapi Lebih Cinta Kemerdekaan
Penghuni Bangsala Kamase,Cinta Perdamaian Tetapi Lebih Cinta Kemerdekaan

Penghuni Bangsala Kamase,Cinta Perdamaian Tetapi Lebih Cinta Kemerdekaan


 Foto,Daeng Mangka (Tokoh Masyarakat Penghuni Bangsala Kamase) Daeng Kami (Tokoh Pemuda Bangsala Kamase) dan Safaruddin Alias Sabar saat memasang spanduk ucapan 
Dirgahayu Kemerdekaan RI Ke-72 di Pintu Gerbang masuk lokasi Bangsala Kamase.

SpiritNews.com.- Inilah suasana Lokasi Bangsala Kamase,yang dihuni sebanyak 25 Kepala Keluarga (KK) di Lokasi BANGSALA KAMASE ini,awalnya adalah rawa rawa,tetapi dengan kebersamaan para penghuni di Ketua oleh Daeng Mangka,akhirnya menjadi sebuah tampat tinggal oleh para pemulung disekitar BTN Telkomas,Jalan Telegraf 1,samping masjid Nurul Imam 3.

Sementara berdasarkan rencana puluhan penghuni bangsala kamase tersebut,melakukan pertemuan kecil kecilan sehubungan dengan rencana pemagaran dalam musyawarah itu disahkan oleh Daeng Mangka sehubungan dengan pengumpulan dana pembeli bambu,paku,balok dan cat,serta pembuatan Spanduk Ucapan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesi yang ke-72 yang di peringati setiap tahun ditanggal 17 Agustus 2017.

Lebih lanjut dikatakan oleh Ibrahim Tompo salah seorang penghuni “ BANGSALA KAMASE”, mengatakan bahwa kegiatan penghuni bangsala kamase ini dapat perhatian oleh warga didua RT disekitar Masjid Nurul Imam 3 ini,karena kaget setelah melihat hasil kerja keras para penghuni diantaranya : Daeng Mangka,Daeng Jidin,Ibrahim Tompo,Daeng Kami,Safaruddin alias Sabar Wa Sido,Daeng Miseng,serta beberapa penghuni lainnya.

Selanjut Daeng Mangka menjelaskan bahwa pagar,pintu gerbang,cat dan paku serta balo-balonya,dananya berasal dari para penghuni BANGSALA KAMASE,walaupun kami masuk kategori masyarakat miskin,tetapi kami cinta keindahan,kebersihan,serta cinta kedamaian tetapi Kami Juga Cinta Kemerdekaan,kata Daeng Mangka seusai pemasangan dua Spanduk  dimasing masing gerbang pada selasa malam.

Dia juga mengakui bahwa apa yang dilakukan bersama para penghuni ini belum seimbang dengan pengorbanan para Pahlawan Revolusi yang rela mengorbankan nyawanya demi Bangsa Negara yang kita cintai ini,terang Daeng Mangka.

Lebih lnajut diingatkan oleh Daeng Mangka terhadap penghuni bangsala kamase ini,bahwa kita semua harus memperindah halaman/Pekarangan rumah kita termasuk menyediakan tempat sampah agar kita jangan ada lagi yang membuuang sembarang sampah kata Daeng Mangka.

Ayo kita semua penghuni bangsala kamase ini,jangan lagi ada yang berpikir negatif marilah kita bersatu serta saling tukar pikiran dan memberikan yang terbaik Menjelang Peringatan  Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-72 agar kita semua bisa mendapat berkah diusia 72 tahun Indonesia Merdeka,lanjut Daeng Mangka mengatakan “ Majulah Indonesiaku”semoga kami semua dapat menikamti hasil Kemerdekaan ini,katanya kepada awak media ini.

Semoga ini menjadi langka awal  pada Tanggal 17 Agustus 2017,Bngsala Kamase ini Insya Allah akan berkerjasama dengan Koran Spirit dan online-spirit.com,(Sumber Informasi Terkini),untu menjadikan Bangsala Kamase ini,sebagai Kampung Kamtibmas yang pertama di Kecamatan Tamalanrea/Biringkanaya ini.

Inilah sejarah singkat Keberanian Pemuda :

Pada peristiwa itu pun memicu keberanian pemuda-pemudi Bojong Semarang. Mereka bersama tentara BKR melakukan serangan balasan. Pada 16 Oktober 1945, pertempuran semakin seru. ”Kami minta senjata, kami minta senjata, kami minta senjata,” teriak para pemuda itu.

”Saya ingin kalian cinta perdamaian,” jawab Gubernur Wongsonegoro. ”Kami cinta perdamaian, tetapi kami lebih cinta kemerdekaan,” kata para pemuda lagi,pada kesempatan it Sang Gubernur pun akhirnya memberikan senjata kepada para pemuda untuk membantu perang gerilya para pejuang.

”Perjuangan dan kemerdekaan bukanlah akhir dari segalanya,  tetapi tahapan awal untuk berjuang. Merdeka atau mati bukan kata-kata yang manis di bibir. Sak dumuk bathuk sak nyari bumi” pesan mantan Rektor Universitas 17 Agustus 1945, St Sukirno saat membacakan cukilan sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang.

Sebelum aksi teatrikal, digelar upacara dengan inspektur Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Purnomo mengatakan, pertempuran lima hari di Semarang merupakan pertempuran terhebat rakyat terhadap Jepang yang terjadi pada masa transisi kemerdekaan.(Rs).



Baca juga:

Admin
Fusce justo lacus, sagittis vel enim vitae, euismod adipiscing ligula. Maecenas cursus gravida quam a auctor. Etiam vestibulum nulla id diam consectetur condimentum.