Foto,Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke - 23. Brigjen Edward Syah Pernong SH. MH.
Bersama,Raja Gowa ke 37, I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II,
Yang dikenal dengan Nama Drs. Andi Maddusila Andi Idjo.
Bersama,Raja Gowa ke 37, I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II,
Yang dikenal dengan Nama Drs. Andi Maddusila Andi Idjo.
SpiritNews.Com.- Menanggapi polemik yang terjadi di Istana Kerajaan Gowa, Sultan Sekala Brak Lampung Saibatin Peniakan Dalom Beliau (SPDB) Brigjen Edward Syah Pernong SH. MH,sangat menyayangkan terjadinya tindak perusakan di dalam istana.
Sementara menurut,Sultan Sekala Brak, hal tersebut sangat tidaklah beradab karena istana adalah salah satu simbol kebudayaan dari masyarakat Kerajaan Gowa,yang seharusnya dihormati dan dijaga dengan kasih sayang.
Lanjut dikatakan bahwa “Adat istiadat ini mengajarkan kita kesantunan bukan justru melakukan tidakan merusak tatanan,” terang Sultan Edward Syah Pernong.
Sultan Lampung juga menjelaskan bahwa keberadaan kesultanan dan kerajaan yang ada di Nusantara ini sejatinya mendukung seluruh program pemerintah pusat maupun daerah, khususnya program yang memiliki dampak positif bagi pelestarian adat istiadat serta seni budaya daerah.
Selain itu,juga raja dan sultan memimpin kerajaannya, membina masyarakatnya demi tercapai perdamaian di tengah masyarakat. Dan peran itulah yang telah diwariskan nenek moyang sejak dahulu, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, raja dan sultan telah dahulu mengambil peran bersama masyarakat untuk terus menerus menjaga tatanan adat istiadat secara turun menurun.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa tak jarang para raja dan sultan mendedikasikan perjuangan demi tegaknya NKRI,oleh karena itulah sudah selayaknya bagi para pemegang kekuasaan politik yang ada di daerah khususnya di wilayah Kerajaan Gowa,agar tidak merusak tatanan adat yang telah diwariskan dan dijaga secara turun temurun oleh para pewaris yang hak,ungkapnya.
Sambung disampaikan bahwa dengan ikatan persaudaraan antara Kerajaan Sekala Brak Lampung dan Kerajaan Gowa,itu harus terus terjalin,baik dalam silaturahmi khusus antar dua kerajaan tersebut,maupun dalam Forum Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Se -Nusantara, sebagai upaya merekatkan kebhinekaan,demi perdamaian di bumi Nusantara ini.
Lebih lanjut dikatakan bahwa tindakan merusak istana menunjukkan tindakan yang tidak menghormati simbol keagungan kebudayaan Gowa,dan lebih dari itu tindakan tersebut,mencederai salah satu simbol kebudayaan Nusantara,tandasnya.
Sementara Sultan Lampung juga menegaskan terkait dengan adanya pembobolan paksa di istana dan pembongkaran ruang penyimpanan pusaka Kerajaan Gowa,Sultan Edward Syah Pernong menyampaikan dengan tegas, bahwa “Saudara-saudaraku di Kerajaan Gowa jangan pernah takut,mari kita jaga adat istiadat kita,pasukan putting beliung,pasukan labung angin,pasukan penggitokh alam,para bahatur,dan panglima kerajaan,serta para pemberani Kerajaan Sekala Brak yang tersebar di penjuru Lampung,dengan titah Saibatin Puniakan Dalom Beliau,siap untuk bergabung dengan Pasukan Kerajaan Gowa menjaga adat istiadat dan simbol simbol kebudayaan Kerajaan Gowa."tegas Sultan Lampung,di Jakarta,(*) Sumber berita Lampost.co.