Foto salah seorang pemuda
minta PMP jadi mata pelajaran
SpiritNews.com.-
Dari Berbagai kalangan pendidik di Bandar Lampung setuju
dikembalikannya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dalam kurikulum
pendidikan nasional.
"Saya sangat setuju karena saat ini sudah terjadi
dekadensi moral. Pintar saja tidak cukup, kita butuh generasi yang bermoral dan
berakhlak mulia," ujar Kepala SMA YP Unila Berchah Pitoewas, Rabu (1-6).
Menurut dia, dunia pendidikan memiliki tanggung jawab untuk
menciptakan generasi penerus yang terdidik dan bermoral. "Jika pintar tapi
tidak bermoral, bersiap-siaplah menunggu kehancuran bangsa ini," kata dia.
Hal senada juga dituturkan Kepala SMAN 8 Bandar Lampung
Banjir Sihite. Dia berpendapat dikembalikannya PMP dalam kurikulum akan
menunjang pendidikan karakter yang akan dilaksanakan di sekolah pada tahun
ajaran 2011—2012.
"Sebagaimana kita ketahui, siswa dan guru saat ini
tidak mengetahui apalagi memiliki norma-norma kebangsaan sehingga masalah
karakter menjadi persoalan serius yang harus kita hadapi," kata dia.
Banjir Sihite menambahkan sebaiknya pendidikan karakter
maupun pendidikan moral ini tidak hanya pada mata pelajaran PMP, tetapi juga
perlu disisipkan di setiap mata pelajaran yang ada. Namun, yang terpenting
dalam menanamkan nilai-nilai adalah perlunya melakukan pembiasaan sehari-hari di
sekolah, seperti hadir tepat waktu, salat berjamaah, peduli lingkungan, dan
peduli sesama.
"Intinya, kita tanamkan 18 nilai-nilai karakter bangsa
kepada anak, seperti religius, disiplin, peduli sosial, gemar membaca, peduli
lingkungan, jujur, serta pribadi yang bertanggung jawab," ujar Banjir
Sihite.
Menurut Kepala SMPN 1 Bandar Lampung Haryanto, yang
terpenting dalam penanaman nilai-nilai dan karakter bangsa adalah keteladanan.
Tanpa keteladanan, semua nilai yang diajarkan menjadi sia-sia.
"Keteladanan itu milik para pendidik. Siapakah para
pendidik itu? Mereka adalah orang tua di rumah, para guru di sekolah. Juga para
pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemerintahan, dan publik figur
lainnya yang harus mampu menjadi contoh," kata dia.
Haryanto mengatakan Rasulullah Muhammad saw. merupakan
pendidik yang berhasil karena memiliki keteladanan dan pribadi yang layak
dicontoh. "Beliau selalu melakukan apa yang beliau katakan. Pemimpin itu
bukan hanya bisa mengatakan ataupun memerintahkan, melainkan juga harus bisa
mencontohkan," kata dia.(*).Sumber
berita Info Pendidikan Baru.