SpiritNews.com.-
Kepala sekolah Madrasah Aliyah Al Falah Syamsul Arif.S.Pd, Desa Pammantauan
Kecamatan Liukang Kalmas kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). diduga
memasukkan 18 nama siswa yang tidak aktif sekolah 7 diantaranya adalah nama
fiktif diduga untuk bisa mendapatkan dana bos lebih dan upaya memasukan siswa
yang tidak aktif sekolah agar bisa mengikuti Ujian Nasional 2016.
Warga Desa Pamantauang, Saharuddin, (40) tahun, menuturkan, dari 18 nama siswa Madrasah Aliyah Al Falah yang terdaftar mengikuti UN, hanya satu siswa yang aktif mengikuti proses belajar-mengajar dan hadir, yaitu Rosmiyanti. Siswa 18 tahun ini kerabat Saharuddin.
"Jadi itu faktanya. Kenapa tiba-tiba terdapat jumlah 18 siswa, sedangkan yang aktif hadir cuma anak itu, Rosmiyanti, serta 7 orang diantaranya tidak ada orangnya di pulau kalmas" ujar Udin
Udin menjelaskan, dari 18 nama tersebut, ia memastikan di antaranya sudah ada yang berkeluarga dan ada yang tidak beralamat di Kecamatan Liukang Kalmas.
"Jadi saya telah menelusuri, memang ada nama yang telah berkeluarga dan ada yang beralamat di luar kecamatan itu, misalnya dari Surabaya dan Soreang," tuturnya.
Selain itu, Udin menduga pihak sekolah membuat laporan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 700 ribu per siswa dalam pembayaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
"Iya, jadi, semakin banyak siswa, semakin banyak mendapatkan bantuan dana BOS, dan pastilah pertanggung jawaban dana bosnya juga fiktif" ucap Udin.
Ketua Kelompok Kerja Pengawas Kementerian Agama Kabupaten Pangkep Muhammad Sirajang yang dihubungi awak media membenarkan bahwa ada laporan dari masyarakat mengenai dugaan data nama siswa fiktif untuk mengikuti UN 2016.
"Iya, saya sudah terima laporannya dan secepatnya akan memeriksa dugaan tersebut," kata Sirajang. Ia menjelaskan, dalam pekan ini, pihaknya akan memanggil Kepala Madrasah Aliyah Al-Falah untuk memintai keterangan mengenai hal itu.
"Jadi saya akan panggil untuk memintai keterangan mengenai hal itu. Mungkin memanggil kepala sekolahnya," ucap Sirajang. Kepala Madrasah Aliyah Al-Falah Syamsul Arif enggan berkomentar terkait dengan hal itu saat dihubungi.
Adapun Kepala Madrasah Aliyah Darul Da'wah Wal Irsyad (DDI), Kecamatan Liukang Kalmas, yang menjadi tempat penyelenggara UN siswa dari Madrasah Aliyah Al-Falah belum bisa dimintai dikonfirmasi terkait dengan hal itu.
"Maaf, ya, salah sambung," Jawab Syamsul singkat melalui telepon selularnya sambil mematikan handphonenya.(Ss-RS).
Warga Desa Pamantauang, Saharuddin, (40) tahun, menuturkan, dari 18 nama siswa Madrasah Aliyah Al Falah yang terdaftar mengikuti UN, hanya satu siswa yang aktif mengikuti proses belajar-mengajar dan hadir, yaitu Rosmiyanti. Siswa 18 tahun ini kerabat Saharuddin.
"Jadi itu faktanya. Kenapa tiba-tiba terdapat jumlah 18 siswa, sedangkan yang aktif hadir cuma anak itu, Rosmiyanti, serta 7 orang diantaranya tidak ada orangnya di pulau kalmas" ujar Udin
Udin menjelaskan, dari 18 nama tersebut, ia memastikan di antaranya sudah ada yang berkeluarga dan ada yang tidak beralamat di Kecamatan Liukang Kalmas.
"Jadi saya telah menelusuri, memang ada nama yang telah berkeluarga dan ada yang beralamat di luar kecamatan itu, misalnya dari Surabaya dan Soreang," tuturnya.
Selain itu, Udin menduga pihak sekolah membuat laporan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 700 ribu per siswa dalam pembayaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
"Iya, jadi, semakin banyak siswa, semakin banyak mendapatkan bantuan dana BOS, dan pastilah pertanggung jawaban dana bosnya juga fiktif" ucap Udin.
Ketua Kelompok Kerja Pengawas Kementerian Agama Kabupaten Pangkep Muhammad Sirajang yang dihubungi awak media membenarkan bahwa ada laporan dari masyarakat mengenai dugaan data nama siswa fiktif untuk mengikuti UN 2016.
"Iya, saya sudah terima laporannya dan secepatnya akan memeriksa dugaan tersebut," kata Sirajang. Ia menjelaskan, dalam pekan ini, pihaknya akan memanggil Kepala Madrasah Aliyah Al-Falah untuk memintai keterangan mengenai hal itu.
"Jadi saya akan panggil untuk memintai keterangan mengenai hal itu. Mungkin memanggil kepala sekolahnya," ucap Sirajang. Kepala Madrasah Aliyah Al-Falah Syamsul Arif enggan berkomentar terkait dengan hal itu saat dihubungi.
Adapun Kepala Madrasah Aliyah Darul Da'wah Wal Irsyad (DDI), Kecamatan Liukang Kalmas, yang menjadi tempat penyelenggara UN siswa dari Madrasah Aliyah Al-Falah belum bisa dimintai dikonfirmasi terkait dengan hal itu.
"Maaf, ya, salah sambung," Jawab Syamsul singkat melalui telepon selularnya sambil mematikan handphonenya.(Ss-RS).