Spirit News.com.- Sebanyak 11 tenaga pendidik divonis
bersalah oleh pengadilan di Negara Bagian Atlanta, Amerika Serikat, atas
keterlibatan mereka dalam membetulkan jawaban ujian murid-murid agar
nilai tes mereka menjadi lebih baik.
Bukan hanya sekedar guru,namun ke-11 tenaga pendidik tersebut mencakup koordinator ujian dan pegawai tata usaha. Mereka dinilai sengaja mengubah jawaban ujian agar kemampuan murid yang mereka ajar tampak meningkat. Apabila kemampuan murid menunjukkan perkembangan signifikan, hal ini praktis berdampak pada bonus dan penghasilan mereka.
Sementara dengan perbuatan tersebut, Hakim Jerry Baxter memerintahkan polisi untuk mengirim mereka ke penjara sesegera mungkin dengan tangan diborgol. Mereka akan kembali menghadiri sidang, pekan depan, untuk mengetahui vonis hukuman. Berdasarkan pasal mengenai tindakan pemalsuan, perbuatan mereka dapat diganjar dengan hukuman penjara selama 20 tahun,dikutip di Online Portal Indonesia.
Kasus pemalsuan hasil ujian di Negara Bagian Atlanta dimulai pada 2009, ketika wartawan surat kabar the Atlanta Journal-Constitution mencium keganjilan dalam nilai ujian murid-murid sejumlah sekolah yang menunjukkan hasil dramatis. Kejanggalan tersebut kemudian dituangkan dalam serangkaian artikel.
Investigasi
Gubernur Atlanta, Sonny Perdue, lalu memerintahkan jajarannya memulai investigasi menyeluruh. Hasil laporan, yang rampung pada 2011, menyimpulkan bahwa sedikitnya 44 sekolah terlibat dalam penyimpangan yang terorganisasi. Sebanyak 180 tenaga pendidik, termasuk 38 kepala sekolah, dituduh punya andil.“Kecurangan terjadi sedemikian lama, kami menganggapnya sebagai bagian dari tugas kami,” kata Jackie Parks, selaku mantan guru yang menjadi saksi dalam persidangan, kepada harian the New York Times.
Para penyelidik kemudian menemukan bahwa penilik sekolah, Beverly L Hall, turut bertanggung jawab atas kecurangan yang terjadi. Dalam laporan investigasi, Hall dan sejumlah asistennya disebut menciptakan budaya ketakutan, intimidasi, dan pembalasan sehingga kecurangan tidak diperiksa selama bertahun-tahun.
Pada saat bersamaan, reputasi perempuan itu sangat terdongkrak ketika hasil tes murid-murid di kawasan yang dia tangani menunjukkan perkembangan signifikan.
Bahkan, pada 2009, dia mendapat predikat ‘Penilik Tahun Ini’ oleh Asosiasi Penilik Sekolah Amerika.
Namun, Hall berkeras dirinya tidak bersalah dan tidak pernah menghadiri sidang sampai akhir hayatnya. Hall meninggal bulan lalu karena kanker payudara.(*).