Spirit News.com.- Indonesia pada masa mendatang dinilai akan menghadapi rongrongan
yang beragam terhadap kedaulatannya,Rongrongan terhadap kedaulatan NKRI semakin
berkembang sesuai situasi dan kemajuan teknologi.
Bertambah pesatnya populasi
penduduk dunia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih dan
energy akan menjadi pemicu munculnya konflik konflik baru. Konflik konflik belahan
dunia terjadi akibat persaingan kepentingan antar Negara untuk menguasai sumber
energi.
Apalagi sebagai
Negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia menjadi menjadi incaran
Negara Negara dunia, terutama Negara maju yang mencoba menguasai kekayaan alam
Indonesia. Sifat dan karakteristik perang telah bergeser seiring dengan perkembangan
teknologi .kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua Negara dewasa ini
semakin kecil. Namun adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang perang jenis barud iantaranya : Perang asimetris, perang hibrida dan perang
proxy.
Perang Proxy atau Proxy war merupakan perang dimana salah satu pihak menggunakan pihak
ketiga atau kelompok lain untuk berperang melalui aspek Ipoleksosbud.
Negara aggressor
tidakharusmengerahkantentaranyamenyeranglangsungkepusatpertahanan Negara. Tapi dengan
menggunakan actor non state (bukan
Negara) Aktornya dapat berupa LSM, Media Massa, Ormas, atau bahkan individu
yang didanai Negara lain untuk melakukan gerakter tentu agar system pertahanan dan
keamanan NKRI lemah. 70 % perang di muka bumi di latar belakangi perebutan untuk
menguasai sumber kekayaan alam terutama menyangkut sumber energy minyak dan tambang.
Dalam rangka mensosialisasikan
dan memberikan pemahaman tentang perkembangan proxy War di Indonesia, Danrem
142/Tatag,Kolonel Inf. Yosua Pandit Sembiring,S.IP secara rutin melaksanakan kegiatan
ceramah di berbagai perguruan tinggi khususnya mahasiswa dan pelajar dan dilanjutkan
kepada para anggota DPRD dan unsure Muspida Kab. Pinrang, Sidrap, Mamuju,
Enrekang, majene, Polmas, TanaToraja, Luwuutara, Luwu , Kota PalopodanPangkep.
Selama ini Danrem memberikan
pembekalan kepada anggota DPRD dan Muspida karena diharapkan kehadiran mereka bisa
memberikan motivasi dan inspirasi warganya dalam mewaspadai masuknya Proxy War
di Indonesia.
Dalam ceramahnya,
Danrem menyampaikan bahwa proxy war sudah mulai masuk dalam aspekIpoleksosbuddi
antaranya (adanya gerakan sparatis Aceh dan Papua), lepasnya Timor timur dari
NKRI, Tumbuhnya kelompok radikalisme/ISIS dan terorisme, demonstrasi buruh yang
rusuh, demonstrasi massa yang anarkis, peredaran narkoba, kenakalan remaja ( tawuran pelajar, sex
bebas, penyalah gunaan narkoba ). Tentunya proxy war ini langsung menembus masuk
dan menghancurkan sendi sendi kehidupan bangsa.
Tentunya dalam hal ini
pemuda memegang peranan penting, pemuda sebaga itu langpunggung bangsa harus menyadari
berbagai ancaman bangsa untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan
bangsa dan Negara.
Danrem dalam ceramahnya
menyampaikan, sesuai kajian penelitian dari Lembaga perguruan tinggi( UI,
Unibraw, Lemhanasserta ITB ) bahwa proxy war yang dilakukan pihak asing itu dalam
bentuk :
1) Jadikan Indonesia
sebagai Bangsa pasar dunia.
2) Invest besar besaranuntukkuasaisektukorstrategis.
3) suapdankolusianggota
legislative untukkendalikanpolitikstrategis.
4)
ciptakankelompokterorisuntuktuduh Indonesia Negara teroris.
5) belidankuasai
media massa.
6) Jadikan Indonesia
tergantung Negara musuh.
7)
buatsistimpendidikan Indonesia tidakmajudankualitasrendah.
8)
Manfaatkankepandaianmahasiswa Indonesia untukdapatkankeuntungan.
9) kerjasama di
segalabidanguntukkuasai Indonesia.
Dalammenangkalmasuknya
proxy war, tentunya perlu membentengi diri dengan wawasan belanegara, kalau di
luar negeri kita kenala dan wajib militer seperti di Negara Korea selatan,
Brasil, Swiss, AS, Rusia, Malaysia dll.Khusus di Negara kita perlu wujud implementasi
wawasan belanegara dimana pemuda dalam hal ini harus membekali dengan ilmu,
keahlian dan ketrampilan sesuai bidangnya, wawasan luas, berpengalaman untuk membentuk
karakter dan wawasan kebangsaan sehingga mampu melawan dan menghancurkan proxy
war di Indonesia.
“ Ceramah Proxy war
tidak berhenti sampai disini, proxy war sangat penting karena menyangkut kepentingan
Negara dan masyarakat banyak saya harus berikan secara rutin, dimana dan kapan saja
sehingga masyarakat semakin paham “ Tegas Danrem 142.
(Penrem 142/Tatag)=(Rusli).