-->

SPIRITNEWS BERITANYA: LUGAS, JUJUR DAN DAPAT DIPERCAYA

**** SPIRITNEWS "AYO KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG PEDULI KEPENTINGAN RAKYAT DAN YANG MENGUTAMAKAN KEBUTUHAN RAKYAT , " ****
JUSUF KALLA, Kalau Tidak Sesuai, Ya Saya Harus Berbicara
JUSUF KALLA, Kalau Tidak Sesuai, Ya Saya Harus Berbicara

JUSUF KALLA, Kalau Tidak Sesuai, Ya Saya Harus Berbicara

Foto, Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) bersama Dewan Pengarah
Jenggala Center Jusuf Kalla memberikan keterangan pers seusai menghadiri
Rapat Konsolidasi Nasional Jenggala Center di Jakarta


SPIRITNEWS.- Inilah Jusuf Kalla dengan sapaan akrabnya JK (Wakil Presiden), dengan tegas membantah anggapan dirinya kerap berseberangan dengan pemerintah, JK mengaku hanya berbicara apa adanya sesuai dengan konteks.

Pada kesempatan tersebut JK mencontohkan saat mengkritik biaya pembangunan Light Rail Transit atau LRT yang kemahalan, konteksnya saat itu Wapres sedang memberikan saran kepada para konsultan.

Dikatakan bahwa, Saya itu kalau menganggap sesuatu yang tidak sesuai, ya saya harus berbicara, tapi dalam konteksnya, perhatikan waktu saya bicara LRT itu di muka para konsultan, saya sampaikan ke anda semua konsultan, harus berpikir jernih jangan membiarkan over invest dari yang tidak seharusnya, ucapnya, di Kantornya di Medan Merdeka Utara, Jakarta, Pada Hari Selasa Tanggal 19 Februari 2019.

Jusuf Kalla menegaskan dirinya tidak hanya melontarkan kritik, tetapi juga memberikan solusi, hal itu dia sampaikan untuk penghematan anggaran Negara, bukan hanya kritik, saya kasih solusinya juga supaya kau jangan rugi, tegasnya.

Dia mengaku tidak khawatir jika hal itu bisa mengganggu elektabilitas calon presiden petahana, Joko Widodo. Menurut dia justru elektabilitas Jokowi bisa lebih terangkat karena itu.

"Justru mungkin akan naik, karena berarti pemerintah memperhatikan harus efisien. Kalau pemerintah boros justru turun elektabilitas pemerintah, dalam hal ini Pak Jokowi," kata JK.

Teranyar, JK seakan meluruskan apa yang disampaikan Jokowi saat debat. Ketika debat antar-capres, Minggu kemarin, Jokowi menyinggung soal kepemilikan tanah Prabowo Subianto yang luasnya ratusan ribu hektare.

Sedangkan menurut JK itu justru menilai wajar jika ada sekelompok orang menguasai pengelolaan ratusan ribu hektare lahan di Indonesia. Menurutnya, penguasaan lahan tersebut adalah hal yang biasa dalam dunia industri di Indonesia.

Sementara sehubungan dengan lahan Prabowo, menurutnya masalah lahan itu malah banyak perusahaan yang menguasai lebih dari itu, ada yang menguasai 1 juta (hektare), kalau digabung dan sebagainya, jadi itu adalah hal yang biasa, ucap Jusuf Kalla.

Dia juga menambahkan bahwa inikan mereka bikin industri untuk ekspor. untuk industri ekspor kan butuh bahan baku, kalau tidak ada penguasaan wilayah, untuk bahan baku gimana ??? tambah JK.

Lebih lanjut JK mengungkapkan bahkan lahan Prabowo yang ada di Kalimantan justru atas izinnya, setelah kredit macet dan sempat diambil alih bank, pengelolaan lahan itu kemudian dibeli oleh Prabowo. Ujar JK.

Selain itu, JK menuturkan bahwa kebetulan waktu itu saya yang kasih itu, itu di tangan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), kemudian di tangan Bank Mandiri, karena itu kredit macet, Prabowo (bilang) bahwa dia mau beli, saya tanya, you beli tapi cash, tidak boleh utang, siap (kata Prabowo), dia beli, pakai cash, tutur JK.

Jusuf Kalla memperjelas bahwa hal itu terjadi pada disekitar tahun 2004, belum lama ketika JK menjabat Wakil Presiden dia menilai pengelolaan lahan itu lebih baik diambil Prabowo, ketimbang jatuh ke tangan asing,jelas JK.

Diakhir keterangan Jusuf Kalla, mengatakan lebih baik dia daripada perusahaan asing waktu itu, saya yang putuskan, mungkin baru satu minggu saya menjabat Wapres, kata JK. (*/Sumber berita VIVA.co.id).

Baca juga:

Admin
Fusce justo lacus, sagittis vel enim vitae, euismod adipiscing ligula. Maecenas cursus gravida quam a auctor. Etiam vestibulum nulla id diam consectetur condimentum.